VALENTINE:
SEJARAH KELAM DAN MISI PENGHANCURAN GENERASI
Akhmad Hasan Saleh
Bulan februari adalah bulan yang
sangat dinantikan oleh anak muda, karena pada bulan itu terdapat suatu hari perayaan
yang disebut hari kasih sayang (Valentine Day) yang jatuh pada tanggal 14
februari. Perayaan valentine sendiri masih belum ada kejelasan tentang kisahnya
karena banyak versi dari sekian literatur yang membahasnya.
Salah satu yang populer dibahas
dalam salah satu sub judul dari buku The Chatholic Encyclopedia Vol.XV. Sub
judul buku tersebut membahas tentang seorang pendeta muda yang bernama Santo
Valentino. Dalam buku tersebut dikisahkan bahwa valentine’s day dilaksanakan dalam
rangka mengenang kematian pendeta Santo Valentino yang hidup di akhir abad ke 3
M di zaman Raja Romawi Claudius II (265-270)
tepatnya pada tanggal 14 Februari. Claudius II melakukan eksekusi mati pada Santo
Valentino yang telah menentang kebijakan pemerintah Roma pada saat itu. Perlawanan yang dilakukan oleh Santo Valentino
adalah menentang wajib militer dan menikahkan pasangan muda-mudi, padahal
kebijakan Raja Claudius II saat itu adalah muda-mudi hanya boleh menikah
setelah melaksanakan wajib militer.
Dari kacamata sejarah, pembahasan hari
Valentine juga terdapat dalam The World Encyclopedia, 1998 yang bersumber dari
buku The Encyclopedia Britania, Vol XII, dalam sub pembahasan Christianity. Pada pembahasan ini dikatakan bahwa
untuk lebih mendekatkan masyarakat saat itu pada agama kristen (tahun 496 M),
maka Paus Glasisus I menjadikan kisah Santo Valentino ini menjadi perayaan
gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati pendeta Santo
Valentino yang di eksekusi pada tanggal 14 februari.
Valentine dan Tradisi Romawi dan
Yunani Kuno
Ada sebuah tradisi lain yang
dilakukan pada bulan februari seperti yang dilakukan oleh bangsa Romawi dan
Yunani yaitu melakukan pesta atau perayaan pada bulan februari sebagai
peringatan pernikahan dewa yang diyakininya.
Pada zaman Athena kuno seorang
Dewa menikah dibulan Gamelion yang diyakini sebagai bulan kebahagiaan, yaitu
pernikahan antara Zeus dan Hera. Sedangkan di zaman Romawi Kuno disebut sebagai
peringatan terhadap Dewa Lupercus yang dikenal dengan hari raya Lupercalia.
Lupercus adalah dewa kesuburan yang digambarkan setengah telanjang dengan
pakaian kulit domba. Perayaan berlansung selama lima hari mulai tanggal 13 – 18
februari dan puncak perayaan pada tanggal 15 februari. Dalam beberapa hari
perayaan ada beberapa perayaan yang dilakukan, pada dua hari pertama 13-14
februari perayaan yang dipersembahkan untuk Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) Juno Februata.
Kebiasaan yang dilakukan pada dua
hari itu adalah melakukan tukar pasangan antara laki dan perempuan dengan cara
lotre (undian) yang dikenal dengan istilah Love
Lottery. Laki-laki dan perempuan yang terpilih akan menjadi pasangannya
selama perayaan festival berlangsung dan mereka bebas melakukan apapun terhadap
pasangan terpilihnya. Tradisi lainnya
adalah pada saat Raja Claudius II, mereka menyembah Api dan Berhala, sehingga
agama yang berkembang pada saat itu adalah agama pagan atau Paganisme
polytheisme (menyembah banyak Tuhan) sebelum
kristen masuk dan berkembang.
Seiring dengan invasi Roma ke beberapa
negara menyebabkan tradisi itu menyebar dan berkembang. Sehingga ajaran kristen
sebagai agama baru di Eropa yang masuk setelahnya mengalami kesulitan dalam
penyebarannya. Sehingga untuk menyebarkan ajaran kristen para pastor sepakat
untuk menjadikan Santo Valentino sebagai tokoh yang dianggap suci dan dijadikan
sebagai lambang cinta kasih untuk menggantikan posisi dewa-dewa yang disembah
pada saat itu.
Pencampuradukan agama pagan dalam
ajaran kristen (sinkretisme) ini kemudian berkembang pesat dan akhirnya
diresmikan oleh Paus Gelasius pada tanggal 14 Februari di tahun 498 M sebagai
hari Valentine. Strategi pecampuadukan ini telah berhasil mengubah keyakinan
masyarakat Romawi dan Yunani pada saat itu. Penyebaran perayaan valentine
semakin berkembang dengan membawa misi ajaran kristen. Banyak para pemuda
dengan dunia hedonnya tertarik untuk ikut serta dalam perayaan valentine. Pada
zaman sekarang valentine mulai dikemas semenarik mungkin, sehingga banyak para
pemuda khususnya muslim melakukan aktifitas hedon, sehingga lupa dan jauh dari
ajaran-ajaran agama.
Tiap tahun menjelang bulan
Februari, banyak remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam
ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak di
antaranya yang mendengar bahwa Valentine Day adalah salah satu hari raya umat
Kristiani yang mengandung nilai-nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak
terlalu dipusingkan mereka. Perayaan Hari Valentine memuat sejumlah pengakuan
atas klaim dogma dan ideologi Kristiani seperti mengakui “Yesus sebagai Anak
Tuhan” dan lain sebagainya. Merayakan Valentine Day berarti pula secara
langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas dogma dan ideologi Kristiani
tersebut, apa pun alasanya.
Lebih jauh, Perayaan Hari
Valentine adalah salah satu strategi barat dan kristen untuk menyesatkan umat
Islam terutama remaja. Perayaan Hari Valentine adalah salah satu bagian dari strategi
“peluru” 4F yang dilancarkan mereka.
F Pertama : Fashion, remaja “dijebak”
untuk ikut-ikutan menggunakan gaya fashion yang tidak islami dan mengumbar
aurat. F Kedua Fun, dalam merusak akhlaq dan menjauhkan dari aktifitas ibadah remaja
muslim adalah dengan mengenalkan kesenangan baik melalui hiburan musik, joged,
media sosial dan sebagainya. F Ketiga Food,
remaja saat ini mulai dimanjakan dengan tempat tongkrongan malam yang menjual
variasi makanan dan minuman fast food yang tidak lagi ketahui proses
pembuatannya. Bahkan minuman keras pun tersedia ditempat-tempat terbuka,
misalkan supermarket dan mal-mal. Banyak remaja yang mulai terjerumus pada
jaringan narkoba dan barang haram lainnya. F Keempat Free sex, yang menjadi akhir tujuan dari rusaknya akhlaq
remaja. Pergaulan bebas yang menjerumuskan pada free sex menjadi tujuan
perayaan valentine. Tahapan-tahapan strategi dilakukan barat dalam rangka
menghancurkan akhlaq dan menjuhkan generasi muslim dari aqidahnya.
Islam sebagai agama sekaligus
pandangan hidup memberikan rambu-rambu dalam pergaulan dan mengambil uswah (teladan). Dalam sebuah hadist
dari Ali bin Abu Thalib radhiallahu 'anhu berkata “Nabi pernah melewati suatu kaum
yang di dalamnya ada seorang
laki-laki yang berhias
dengan make-up, memperhatikan mereka
dan mengucapkan salam kepada mereka serta berpaling dari laki-laki tersebut.
Kemudian laki-laki itu berkata, 'Mengapa engkau berpaling dari Saya?' Nabi
bersada, 'Di antara kedua matamu ada bara
api'."(dalam shahih adabul
mufrad)
Abdullah bin Amru bin Al 'Ash bin Wail As-Sahmi "Bahwasanya seorang
laki-laki mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan ditangannya terdapat
cincin emas, lalu Nabi berpaling darinya. Tatkala laki-laki itu
melihat ketidaksukaan Nabi, maka ia pergi dan melemparkan cincinnya (emasnya
tersebut) dan mengambil cincin besi kemudian memakainya. Kemudian Saya datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
maka Nabi bersabda, 'Ini buruk. Ini
adalah perhiasan penduduk neraka.' Kemudian dia kembali dan membuangnya,
lalu memakai cincin dari perak lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diam.
(HR. An-Nasa’i)
Dengan segala macam strategi yang
mereka lancarkan bagi umat, khususnya Islam telah membuat mereka semakin tidak
mengenal adab dan aturan. Dan perbuatan itu merupakan pekerjaan utama mereka,
sehingga tidak ada satu manusia pun yang lepas dari cengkraman mereka, kecuali
orang-orang beriman. Allah berfirman:
”Orang-orang Yahudi dan Nasrani
tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:
"Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan
Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS.
Al Baqarah: 120).
(sambung)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terima kasih telah membuka blog ini