Senin, 16 Februari 2015

VALENTINE: SEJARAH KELAM DAN MISI PENGHANCURAN GENERASI



VALENTINE: SEJARAH KELAM DAN MISI PENGHANCURAN GENERASI
Akhmad Hasan Saleh

Bulan februari adalah bulan yang sangat dinantikan oleh anak muda, karena pada bulan itu terdapat suatu hari perayaan yang disebut hari kasih sayang (Valentine Day) yang jatuh pada tanggal 14 februari. Perayaan valentine sendiri masih belum ada kejelasan tentang kisahnya karena banyak versi dari sekian literatur yang membahasnya.
Salah satu yang populer dibahas dalam salah satu sub judul dari buku The Chatholic Encyclopedia Vol.XV. Sub judul buku tersebut membahas tentang seorang pendeta muda yang bernama Santo Valentino. Dalam buku tersebut dikisahkan bahwa valentine’s day dilaksanakan dalam rangka mengenang kematian pendeta Santo Valentino yang hidup di akhir abad ke 3 M di zaman Raja Romawi  Claudius II (265-270) tepatnya pada tanggal 14 Februari. Claudius II melakukan eksekusi mati pada Santo Valentino yang telah menentang kebijakan pemerintah Roma pada saat itu.  Perlawanan yang dilakukan oleh Santo Valentino adalah menentang wajib militer dan menikahkan pasangan muda-mudi, padahal kebijakan Raja Claudius II saat itu adalah muda-mudi hanya boleh menikah setelah melaksanakan wajib militer.
Dari kacamata sejarah, pembahasan hari Valentine juga terdapat dalam The World Encyclopedia, 1998 yang bersumber dari buku The Encyclopedia Britania, Vol XII, dalam sub pembahasan  Christianity. Pada pembahasan ini dikatakan bahwa untuk lebih mendekatkan masyarakat saat itu pada agama kristen (tahun 496 M), maka Paus Glasisus I menjadikan kisah Santo Valentino ini menjadi perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati pendeta Santo Valentino yang di eksekusi pada tanggal 14 februari.
Valentine dan Tradisi Romawi dan Yunani Kuno
Ada sebuah tradisi lain yang dilakukan pada bulan februari seperti yang dilakukan oleh bangsa Romawi dan Yunani yaitu melakukan pesta atau perayaan pada bulan februari sebagai peringatan pernikahan dewa yang diyakininya.
Pada zaman Athena kuno seorang Dewa menikah dibulan Gamelion yang diyakini sebagai bulan kebahagiaan, yaitu pernikahan antara Zeus dan Hera. Sedangkan di zaman Romawi Kuno disebut sebagai peringatan terhadap Dewa Lupercus yang dikenal dengan hari raya Lupercalia. Lupercus adalah dewa kesuburan yang digambarkan setengah telanjang dengan pakaian kulit domba. Perayaan berlansung selama lima hari mulai tanggal 13 – 18 februari dan puncak perayaan pada tanggal 15 februari. Dalam beberapa hari perayaan ada beberapa perayaan yang dilakukan, pada dua hari pertama 13-14 februari perayaan yang dipersembahkan untuk Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) Juno Februata.
Kebiasaan yang dilakukan pada dua hari itu adalah melakukan tukar pasangan antara laki dan perempuan dengan cara lotre (undian) yang dikenal dengan istilah Love Lottery. Laki-laki dan perempuan yang terpilih akan menjadi pasangannya selama perayaan festival berlangsung dan mereka bebas melakukan apapun terhadap pasangan terpilihnya.  Tradisi lainnya adalah pada saat Raja Claudius II, mereka menyembah Api dan Berhala, sehingga agama yang berkembang pada saat itu adalah agama pagan atau Paganisme polytheisme (menyembah banyak Tuhan) sebelum  kristen masuk dan berkembang.
Seiring dengan invasi Roma ke beberapa negara menyebabkan tradisi itu menyebar dan berkembang. Sehingga ajaran kristen sebagai agama baru di Eropa yang masuk setelahnya mengalami kesulitan dalam penyebarannya. Sehingga untuk menyebarkan ajaran kristen para pastor sepakat untuk menjadikan Santo Valentino sebagai tokoh yang dianggap suci dan dijadikan sebagai lambang cinta kasih untuk menggantikan posisi dewa-dewa yang disembah pada saat itu.
Pencampuradukan agama pagan dalam ajaran kristen (sinkretisme) ini kemudian berkembang pesat dan akhirnya diresmikan oleh Paus Gelasius pada tanggal 14 Februari di tahun 498 M sebagai hari Valentine. Strategi pecampuadukan ini telah berhasil mengubah keyakinan masyarakat Romawi dan Yunani pada saat itu. Penyebaran perayaan valentine semakin berkembang dengan membawa misi ajaran kristen. Banyak para pemuda dengan dunia hedonnya tertarik untuk ikut serta dalam perayaan valentine. Pada zaman sekarang valentine mulai dikemas semenarik mungkin, sehingga banyak para pemuda khususnya muslim melakukan aktifitas hedon, sehingga lupa dan jauh dari ajaran-ajaran agama.
Tiap tahun menjelang bulan Februari, banyak remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak di antaranya yang mendengar bahwa Valentine Day adalah salah satu hari raya umat Kristiani yang mengandung nilai-nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak terlalu dipusingkan mereka. Perayaan Hari Valentine memuat sejumlah pengakuan atas klaim dogma dan ideologi Kristiani seperti mengakui “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan lain sebagainya. Merayakan Valentine Day berarti pula secara langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas dogma dan ideologi Kristiani tersebut, apa pun alasanya.
Lebih jauh, Perayaan Hari Valentine adalah salah satu strategi barat dan kristen untuk menyesatkan umat Islam terutama remaja. Perayaan Hari Valentine adalah salah satu bagian dari strategi “peluru” 4F yang dilancarkan mereka. F Pertama : Fashion, remaja “dijebak” untuk ikut-ikutan menggunakan gaya fashion yang tidak islami dan mengumbar aurat. F Kedua Fun, dalam merusak akhlaq dan menjauhkan dari aktifitas ibadah remaja muslim adalah dengan mengenalkan kesenangan baik melalui hiburan musik, joged, media sosial dan sebagainya. F Ketiga Food, remaja saat ini mulai dimanjakan dengan tempat tongkrongan malam yang menjual variasi makanan dan minuman fast food yang tidak lagi ketahui proses pembuatannya. Bahkan minuman keras pun tersedia ditempat-tempat terbuka, misalkan supermarket dan mal-mal. Banyak remaja yang mulai terjerumus pada jaringan narkoba dan barang haram lainnya. F Keempat Free sex, yang menjadi akhir tujuan dari rusaknya akhlaq remaja. Pergaulan bebas yang menjerumuskan pada free sex menjadi tujuan perayaan valentine. Tahapan-tahapan strategi dilakukan barat dalam rangka menghancurkan akhlaq dan menjuhkan generasi muslim dari aqidahnya.
Islam sebagai agama sekaligus pandangan hidup memberikan rambu-rambu dalam pergaulan dan mengambil uswah (teladan). Dalam sebuah hadist dari Ali bin Abu Thalib radhiallahu 'anhu berkata “Nabi pernah melewati suatu kaum yang di dalamnya ada seorang   laki-laki   yang berhias dengan   make-up, memperhatikan mereka dan mengucapkan salam kepada mereka serta berpaling dari laki-laki tersebut. Kemudian laki-laki itu berkata, 'Mengapa engkau berpaling dari Saya?' Nabi bersada, 'Di antara kedua matamu ada bara api'."(dalam shahih adabul mufrad)
Abdullah bin Amru bin Al 'Ash bin Wail As-Sahmi "Bahwasanya seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan ditangannya terdapat cincin emas, lalu Nabi berpaling darinya. Tatkala laki-laki itu melihat ketidaksukaan Nabi, maka ia pergi dan melemparkan cincinnya (emasnya tersebut) dan mengambil cincin besi kemudian memakainya. Kemudian Saya datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Nabi bersabda, 'Ini buruk. Ini adalah perhiasan penduduk neraka.' Kemudian dia kembali dan membuangnya, lalu memakai cincin dari perak lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diam. (HR. An-Nasa’i)
Dengan segala macam strategi yang mereka lancarkan bagi umat, khususnya Islam telah membuat mereka semakin tidak mengenal adab dan aturan. Dan perbuatan itu merupakan pekerjaan utama mereka, sehingga tidak ada satu manusia pun yang lepas dari cengkraman mereka, kecuali orang-orang beriman. Allah berfirman:
”Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al Baqarah: 120). (sambung)